Info Blitar – Pada 15 April – 12 Juni 2020 lalu Eagle Institute Indonesia (EII) membuka program “Merekam Dari Rumah, Saling Menjaga” sebagai salah satu bentuk dukungan EII kepada para dokumenteris Indonesia untuk tetap berkarya di kala pandemi COVID-19 dengan tetap mengikuti protokol kesehatan.
73 film dokumenter dari para dokumenteris seluruh Indonesia diterima oleh EII. Setelah melalui proses kurasi yang ketat, ada 34 film yang tepilih berhak mendapatkan insentif dari hasil pengumpulan donasi EII yang bekerjasama dengan kitabisa.com.
Dari 34 film tersebut, ada satu film yang berjudul Bekicot Di Tengah Pandemi yang merupakan karya Yuriko Abi dari Blitar yang mengangkat dampak pandemi COVID-19 terhadap usaha kuliner bekicot yang ada di daerah Siraman, Kesamben.
Baca juga
Ditemui di Kampung Cyber, BTN Gedog, Sananwetan Kota Blitar kemarin (09/07) Yuriko Abi selaku sutradara Bekicot di Tengah Pandemi bercerita tentang produksi film dokumenter ketika pandemi.
“Dari ketertarikan kita terhadap kuliner bekicot, lalu kita main-main ke desanya selama dua hari. Ngobrol dengan para penjual, para pemuda, dan para pekerja tentang apakah COVID ini berpegaruh terhadap pendapatan mereka. Meskipun mengalami dampak dari sisi ekonomi dengan menurunnya omset hingga 90%, para pelaku dan pekerja di sentra bekicot tetap bersemangat untuk bekerja dan menaruh harapan bersama agar pandemi segera berakhir dan perekonomian pulih seperti semula. Dari situ ide pembuatan film dokumenter ini terbentuk” Ujar pria yang akrab dipanggil dengan Abi.
Dengan rilisnya film dokumenter ini di EII Ia ingin memperkenalkan potensi daerah berupa sentra bekicot sehingga bisa menarik orang untuk datang ke Blitar. Selain itu ia juga berharap banyak kalangan yang memperhatikan desa yang juga terdampak COVID-19.
Saat ini film dokumenter berjudul Bekicot Di Tengah Pandemi ini dapat disaksikan di channel youtube Eagle Awards