Sonhadi: Semula Perusak Kini Jadi Relawan Merawat Sungai Bersama Pokmaswas Fajar Bengawan

0
563
Bapak Sonhadi, ketua Pokmaswas Fajar Bengawan. Dokumentasi istimewa Infoblitar.com
Bapak Sonhadi, ketua Pokmaswas Fajar Bengawan. Dokumentasi istimewa Infoblitar.com

Info Blitar – Pernahkah kalian mendengar Badher Bang? Sebenarnya Badher Bang bukanlah sebuah area wisata, melainkan tempat konservasi ikan air tawar penghuni asli Kali Brantas, seperti yang dijelaskan oleh Bapak Sonhadi, ketua Pokmaswas Fajar Bengawan, pada tim InfoBlitar.com .

Pokmaswas (Kelompok Masyarakat Pengawas) Fajar Bengawan merupakan organisasi yang mengelola area konservasi ini, mulai dari bersih-bersih sungai sampai pelepasan benih ikan air tawar di anak sungai. Saat ini anggota aktif Pokmaswas Fajar Bengawan sekitar 34 orang, belum termasuk simpatisan yang membantu organisasi ini. Yuk, simak obrolan eksklusif dengan Bapak Sonhadi.

Jenis ikannya apa aja di area konservasi di sini Pak?
Ada banyak. Ya itu lah ikan kita asli saat ini (menunjuk ikan Wader/Bader merah). Selain itu juga banyak ikan tawes. Perkembangan kedua ikan paling cepat, gek mungkin wilayah dan airnya cocok.

Kira-kira berapa jenis ikan yang ada di sungai ini?
Tahun 2017 ada sekitar 34 jenis ikan, sedangkan tahun 2014 masih ada sekitar 83 an jenis ikan yang menghuni kali Brantas. Berarti sing ilang wes okeh banget. Dulunya ada 123 jenis ikan sebelum maraknya setrum, racun potasium (dan penangkapan ikan yang kurang ramah lingkungan).

Tugas utama Pak Son dan Pokmaswas Fajar Bengawan di sini apa?
Ngopeni kali iki mbak. Ngopeni karo wong gendeng-gendeng iki, karo pegawai dinas kuwi. Tujuan kita kan melestarikan sungai, tujuan kita gimana caranya mengembalikan sungai dengan ikan yang banyak. Sedangkan di sini sebenarnya bukan area wisata, Badher Bang sendiri tetap jadi tempat konservasi dengan tujuan pelestarian. Banyaknya pengunjung kesini itu bonus bagi kita, bonus nguri-uri kali.

Mulai kapan sih Badher Bang ini mulai didatangi orang-orang untuk wisata?
Sebenarnya kita belum membuka area ini sebagai tempat wisata, tetap sebagai tempat area konservasi cuma karena orang-orang banyak yang kenal, banyak yang main kesini mulai lebaran kemarin. Sebenarnya lebaran tahun lalu sudah ada yang kesini tapi belum seramai lebaran tahun ini.

Terus kegiatan Pokmaswas Fajar Bengawan apa aja, Pak?
Pertama, re-stocking, kita tiap tahun ada. Menebarkan benih, terakhir itu bulan Agustus kita tebar di anak sungai bukan di kali brantasnya itu sekitar 182ribu ekor. 

Ikannya dari swadaya atau gimana?
Ikannya itu bantuan dari dinas propinsi. Kebetulan kan kita Pokmaswas yang aktif di sungai Brantas.

Lalu ada kegiatan lain kah?
Kegiatan kita ya bersih-bersih sungai tiap hari minggu pagi dan itu rutin. Banyak teman-teman di sekitar kali ini yang membantu.

Warga umum boleh ikut, Pak?
Boleh, siapapun boleh ikut. Wong kita di sini enggak digaji dan nggak bisa memberikan apapun jadi siapapun yang mau ya monggo. Silakan ikut dan yang jelas tujuannya hanya untuk pelestarian, bukan untuk yang lain.

Sekilas tentang Pokmaswas itu apa sih Pak?
Kelompok Masyarakat Pengawas itu warga binaan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan yang notabene di propinsi ada Dinas Kelautan dan Perikanan, di kabupaten ada dan berubah jadi Dinas Peternakan dan Perikanan. Ilmu yang diberikan hanyalah ilmu konservasi, tidak diberikan ilmu buat menjual sumber daya alam. Ilmunya hanya untuk melestarikan. Makanya konsep kita ya tetap pelestarian, bukan wisata.

Saat ini berapa jumlah anggota dari Pokmaswas Fajar Bengawan?
Aggota kami di sini ada 34 orang yang aktif, belum termasuk simpatisan (orang-orang yang peduli pada kita).

Kegiatan mengelola konservasi ini sudah berapa tahun?
Kita merawat ini sudah 5 tahun lebih. Kita berangkat di sungai ini nggak ada apa-apa, nggak ada ikannya, Mbak. Nggak bisa lihat sungai ini ada ikannya apa enggak. Tiap pagi dan sore dikasih pakan terus tuh nggak ada apa-apanya. Selama 2,5 tahun mulai ada ikannya kecil-kecil.

Selama merawat sungai bersama Pokmaswas Fajar Bengawan ini tantangannya apa aja Pak?
Ada banyak, tantangane yo kesadaran masyarakat. Memberikan kesadaran masyarakat iku paling susah dan tidak akan pernah ada kata selesai to. Saiki dijak ojo nyetrum, ojo ngobat, iyo engko sesok wes berubah pikiran nek nggak ngono wong liyo. Sama halnya nglarang masyarakat nggak boleh buang sampah sembarangan neng sungai, angel, sampai kapanpun engko ya tetap ada.  

Masih banyak to pelanggar di sekitar sini?
Kalau di daerah sini untuk saat ini sudah nggak ada. Tapi untuk daerah yang jauh sana masih ada banyak. Daerah nggene Jegu, jek akeh. Ngglondong apalagi.

Sampai sekarang masih kasih ikan dengan pelet, Pak?
Iya, alhamdulillah untuk saat ini yang kasih pelet dari pengunjung, kita paling kasih cuman seberapa kalau pagi atau sepi. Dulunya kita swadaya untuk beli pelet. 

Dulu gimana cerita awal mula terbentuknya Pokmaswas Fajar Bengawan?
O, dulu ceritanya kita pelanggar semua. Dulunya kita perusak semua. Dia (menunjuk anggota yang lain) tukang ngobat, tukang ngracuni iwak, kae (menunjuk temannya yang lain) tukang ngebom.
Dulunya kita pelanggar, ya nggak tahu lah kok terus malih ngajak teman-teman buat melestarikan sungai. Mungkin hidayah itu. Konservasi iki biyen impian, rencana kerja ki impian besok kedepannya, kita punya area konservasi wes kuwi sok, sok embuh kapan. Biyen kegiatan utamane mung pengawasan, nduwe konservasi ki sik impian. Kan kita pernah nonton video entah di Thailand atau di mana gitu, mempertontonkan konservasi ikan di sungai dan kita sempat nggak percaya apakah mungkin punya area konservasi kayak yang ada di video.

Apa rencana Pak Son bersama Pokmaswas Fajar Bengawan kedepannya?
Lek kene mung berkarya semampu tenaga dan uang kita, nggak pernah muluk-muluk, cuma rutin aktif. Wong kalau berbicara soal alam yang dibutuhkan itu ketekunan, akeh teman-teman sing mbedag gawe kegiatan tapi bar kuwi no uwis. Kita pelan-pelan tapi jalan terus. Yo untunge malih kenal ngene-ngene iki dadi yo di saat awakdewe down ora pati semangat, entuk konco anyar, ben iso semangat eneh.
Intinya gini, kenapa Pokmaswas Fajar Bengawan ini selalu menggandeng Sahabat Menanam juga, kalau pinggire sungai wes dadi ijo royo-royo, sungainya bisa memberikan manfaat neng masyarakat kan alangkah baiknya. Engko pinggire kali indah, apik, tapi kali ne ora enek opo-opo ne kan nggak memberikan manfaat. Kan percuma to, dadi gayung bersambut lah. Kene (Sahabat Menanam) sing ndandani perengane, aku (Pokmaswas Fajar Bengawan) tak mbenakne banyune.
Upaya pelestarian oleh Pokmaswas Fajar Bengawan wes tau diapresiasi karo pemerintah sebagai penyelamat lingkungan. Sampai sekarang kita belum pernah mendapatkan uang dari manapun. Bantuan dari pemerintah cuma sarana-sarana. Desa pun belum. Makanya yang kita bangun kebersamaan, lek wong Jowo ngomong lek bareng-bareng ki nggak ada sing abot. Kebersamaan itu meringankan. 

Kapan waktu yang tepat buat main ke Badher Bang?
Sampean lek kesini mending antara bulan 6 sampai bulan 9, sampean nyemplung tok no wes dicokoti iwak nang kene. Cuma 2 bulan iki sek musim kawin, dadi migrasi neng nggon liyo.

Komentar