Info Blitar – Stigma dari dahulu adalah hal yang tidak tampak wujudnya tetapi sangat terasa adanya. Anggapan orang terhadap orang lain tentang sesuatu lebih mematikan dari apapun. Pasalnya perbuatan tersebut yang menyebar dapat menggiring seseorang untuk melakukan hal-hal buruk bahkan hingga bunuh diri.
Memberi stigma negatif terhadap orang lain bisa membuat orang tersebut merasa terkucil. Tak terkecuali mengenai pandemi covid-19 ini. Sebelum jauh, apakah arti stigma sebenarnya? Menurut KBBI, Stigma adalah ciri negatif yang menempel pada pribadi seseorang karena pengaruh lingkungannya; tanda.
Untuk itu, berikut hal-hal yang harus kita perhatikan mengapa kita harus menghilangkan stigma negatif;
Baca juga
Bahaya Stigma
- Penolakan sosial/dikucilkan masyarakat
- Penolakan perewatan kesehatan (tidak jujur tentang status kesehatan, enggan periksa, tidak mau dirawat)
- Mendapat kekerasan fisik/psikis dari orang lain
Rentan Stigma
Siapa saja yang rentan mendapatkan stigma tentang Covid-19 ini?
- Orang yang datang dari luar daerah
- Tenaga medis
- ODP (Orang Dalam Pengawasan)
- PDP (Pasien Dalam Pengawasan)
- Pasien Positif
- Keluarga Pasien
- Jenazah (Terduga COVID)
Apa yang Harus Dilakukan?
Beberapa hal yang harus kita rubah untuk menghentikan stigma;
- Hindari menggunakan kata “Korban Corona”/Korban COVID-19
- Sebarkan informasi yang terbukti fakta dari sumber yang jelas
- HIndari menggunakan kata menulari karena berkonotasi sengaja
- Sebarkan berita positif bukan negatifnya (kesembuhan, masih dirawat)
- Beri motivasi dan dukungan pada keluarga pasien, tenaga medis dan relawan
- Kampanyekan hidup sehat, hidup bersih di lingkungan.
- Perkuat benteng diri dengan imunitas dan berdoa pada Tuhan YME.
- Jika merasa ada gangguan kesehatan segera ke layanan kesehatan (YANKES) terdekat
Bersikap JUJUR laporkan kedatangan ke RT/RW setempat. Mari bersatu untuk melawan pandemi ini.