Info Blitar – Perkebunan Sirah Kencong merupakan salah satu Dusun di Desa Ngadirenggo, Kecamatan Wlingi. Menuju ke sana, dari waktu ke waktu mobilitasnya semakin mudah. Tempat wisatanya pun terus berkembang, tetapi sejak 2 tahun lalu akses jalan utama, jalan desa ditutup oleh PT. Greenfields Indonesia.
Jalan utama yang berada di Perkebunan Pijiombo, Ngadirenggo tersebut yang dahulu kala merupakan area perkebunan kopi setelah PT. Greenfields Indonesia mengambil alih kemudian menutup jalan utama setelah tempat peternakan sapi perah itu jadi. Sebagai ganti untuk mobilitas warga Dusun Pijiombo, Tempursari, dan Sirah Kencong tak terkecuali wisatawan dialihkan melalui jalan yang sangat curam, kemiringannya 80 derajad, membahayakan.
Kemarin, Selasa (17/11), Kepala Desa Ngadirenggo, Rizky Rendyana Firmansyah, S.S.T. bersama beberapa perwakilan dari Persatuan Pemuda Desa Ngadirenggo di hearing anggota Komisi I dan Komisi III DPRD Kabupaten Blitar untuk pemecahan masalah limbah dan akses jalan desa yang ditutup.
Baca juga
“Alhamdulillah, tuntutan kita agar jalan di Pos 1 PT. Greenfields Indonesia Farm 2 di Desa Ngadirenggo untuk bisa kembali dibuka untuk umum berhasil teman-teman,” ungkap Kepala Desa termuda sekabupaten Blitar itu.
Sementara persoalan penanganan limbah yang dihasilkan dari 7.000 ekor sapi perah itu tak kunjung menemui titik temu.
Rabu pagi, (18/11) Rizky mengucapkan rasa syukurnya ketika menyaksikan pintu gerbang yang menutup jalan itu dicopot, “Berkat doa dan dukungan teman-teman sekalian, apa yang menjadi tuntutan kita bisa terkabul.”
Jalan utama yang terkenal dengan sebutan Buk Bengkong, dan gambar khas yaitu, gambar pocong di pohon dapat dilalui kembali oleh masyarakat setempat, termasuk wisatawan yang ke Perkebunan Sirah Kencong.