Info Blitar – Beberapa hari ini ramai beredar kabar seputar potensi tsunami di wilayah Jawa Timur kapan terjadinya, benarkah akan terjadi, dan semacamnya. Nah, BMKG sudah menjelaskan cah biar berita yang beredar ga simpang siur dan membuat keresahan di masyarakat. Khususnya masyarakat wilayah pantai selatan Jawa Timur.
BMKG menyebutkan bahwa daerah pantai selatan Jawa Timur memang berpotensi tsunami dengan tinggi air mencapai 29 meter dan gempa besar dengan Magnitudo 8.2. Tapi, yang harus digaris bawahi saat ini adalah potensi berbeda dengan prediksi dalam konteks bencana alam. Potensi, bisa terjadi, bisa juga tidak. Sederhananya, potensi itu disebutkan bahaya dan wilayahnya tapi tidak diketahui waktunya. Sementara prediksi, ada bahayanya, ada wilayahnya, bahkan disebutkan pula waktu perkiraan terjadinya.
Selain itu, memang secara geografis Indonesia terletak diantara empat lempeng tektonik. Kondisi tersebut sangat berpotensi sekaligus rawan bencana seperti letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, banjir dan tanah longsor. Setiap harinya terjadi gempa bumi di wilayah Indonesia baik besar maupun kecil.
Baca juga
Nah, pengumuman peringatan potensi gempa besar dan tsunami ini dilakukan BMKG setelah ada penelitian yang dilakukan sebelumnya. Di wilayah selatan Jawa Timur sendiri Blitar termasuk salah satu wilayah yang masuk kategori berpotensi terkena gempa besar dan tsunami. Terus apa sih gunanya disebutkan potensi paling buruk ini? Bukannya cuma nakut-nakutin warga aja? Oh, ya tentu tujuannya bukan buat nakut-nakutin dong. BMKG mengingatkan soal potensi ini biar ada mitigasi bencana alias upaya mengurangi resiko bencana.
Mitigasi bencana sangat penting sebagai upaya mengurangi resiko terjadinya bencana alam. BPBD beserta dengan BMKG berupaya mengedukasi warga masyarakat terutama di wilayah yang megathrust. Sosialisasi tersebut mengajak masyarakat untuk mengetahui risiko bencana di sekitarnya. Kemudian, melakukan simulasi evakuasi bencana.
Setelah BMKG mengingatkan tentang potensi bencana tgempa dan tsunami di wilayah Jawa Timur ini jangan panik ya cah. Baiknya kita mengedukasi diri sendiri serta orang-orang terdekat kita tentang mitigasi bencana alam. Jadi kita sudah punya persiapan ketika terjadi bencana.
